Orkes itu memadukan musik, puisi, tari, wayang, dan drama dalam satu paket. Melalui penampilannya itu, Anis Sholeh Ba 'asyin berusaha mengingatkan para penikmat karyanya untuk mengingat Tuhan dan menyadari akan sesuatu yang terjadi, termasuk persoalan-persoalan politik, sosial, budaya, dan spiritual. Katanya, "Dengan ini kami berharap bisa berbagi pikiran ". Seperti karyanya yang berjudul Suluk Mabuk Kayangan, di dalamnya mengisahkan tentang carut marutnya kondisi kita (negeri, red) saat ini. Indonesia itu banyak maling-nya jadi jangan tidur sore-sore, seperti dalam Suluk Malam. Kalau sudah begitu tanda-tandanya zaman akhir, tergambar pada Suluk Zaman Akhir.
Selain itu, pria asal Pati itu mengajak para penikmat orkesnya untuk peduli terhadap nasib bangsa dan pesan dari sepuh. Menurutnya, kita ini diambang kehancuran maka berdoalah untuk keselamatan, terekam dalam Suluk Keselamatan. Seperti itulah Anis bersama kawan-kawannya tampil membawakan orkes puisi. "Kami tidak hanya sekadar berkesenian, " tegasnya. Hal yang dilakukannya bersama kawan-kawan itu juga merupakan suatu cara untuk berdialog dengan Tuhan untuk semakin mendekatkan diri pada-Nya.
Tampilnya grup yang mengalami pembaruan pada 2005 itu tidak hanya rangkaian acara menyambut Pekan Budaya FBS 2011. Seperti yang dikatakan dalam sambutannya, Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A., Dekan FBS mengatakan bahwa hal itu juga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi para mahasiswa. Mulai Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik, serta jurusan lain yang ada di lingkup FBS, dan juga para mahasiswa dari fakultas lain serta masyarakat pada umumnya. Acara tersebut tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk lebih mengakrabkan diri dengan masyarakat. (Rizka Amalia_Humas Unesa)
Share It On: